Ukhuwwah Fillah

Posted by denz | Labels: | Posted On Monday, November 30, 2009 at 12:10 AM

Pernahkah anda mendengar kisah Abdurrahman bin Auf yang dipersaudarakan dengan Saad bin Rabi'? Di mana Saad menawarkan kepada Abdurrahman sewaktu awal mula mereka dipersaudarakan oleh Rasulullah, " Aku orang terkaya di Madinah. Ambillah separuh dari hartaku yang kau suka. Dan aku mempunyai dua orang isteri. Pilihlah dan nikahilah".
Juga kisah ketika seusai satu peperangan dimana tiga tentera islam yang cedera menolak air yang diberikan kepada mereka dan menyuruh diberikan kepada sahabatnya yang lain sehingga kesemuanya syahid. Allahuakbar!Begitulah kisah betapa tingginya nilai ukhuwwah islamiyyah hasil madrasah Rasulullah.

Mari kita teliti sedikit. Apa itu ukhuwwah? Ya..ukhuwwah itu bermaksud persaudaraan. Tapi yang lebih jelas lagi ialah keterikatan hati dan rohani dengan ikatan aqidah iaitu peraudaraan sesama muslim yang berteraskan iman dan kerana Allah semata. Seperti yang difirmankan Allah dalam Surah Al-Hujurat(49:10) yang bermaksud,

"Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu Dengan Yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang Yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan Yang lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha mendalam pengetahuannya (akan keadaan dan amalan kamu)."

Allah tidak katakan "Setiap orang-orang Islam itu bersaudara", kerana muslim yang tanpa rasa iman kepada Allah tidak mungkin merasai apa itu ukhuwwah. Ianya adalah anugerah Allah dan hanya diberikan kepada hambanya yang soleh, suci dan bertaqwa.Ya..ianya totally milik Allah seperti dalam Surah Al-Anfaal(8:63),

"Dan (Dia lah) Yang menyatu-padukan di antara hati mereka (yang beriman itu). kalaulah Engkau belanjakan Segala (harta benda) Yang ada di bumi, nescaya Engkau tidak dapat juga menyatu-padukan di antara hati mereka, akan tetapi Allah telah menyatu-padukan di antara (hati) mereka. Sesungguhnya ia Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana."

Sesungguhnya untuk mengecapi nikmat berukhuwwah itu memerlukan pengorbanan. Tidak seindah seperti ucapan 'ukhuwwah' di bibir. Ukhuwwah itu juga bukanlah dapat dicapai dengan bersama sehari dua tapi memerlukan proses mengenali dan memahami. Ianya perlu dibina, dipupuk dan dibaja agar terus mekar. Binaannya dengan iman, dipupuk dengan persefahaman dan dibajai dengan doa.

Asasnya seperti yang disebut tadi, iaitu IMAN.

Pernahkah anda terfikir,
"Kenapa aku tak dapat merasakan kemanisan ukhuwwah antara aku dan sahabatku?sedangkan aku sudah lama bersahabat dengan dia".

Jawapannya adalah mungkin salah seorang dari yang berukhuwwah itu mempunyai masalah kemarau iman. Apabila masalah itu dapat diatasi.InsyaAllah kemanisan itu akan terasa.
Mana mungkin cahaya iman itu akan bersatu dengan kegelapan.

Tanpa persaudaraan yang dipupuk atas dasar iman dan taqwa maka yang akan berlaku adalah sikap mementingkan diri sendiri, prejudis dan buruk sangka. Dan ianya perlu dijauhi. Bagaimana?

Dalam surat Al Hujurat (QS 49) Allah SWT memaparkan 7 cara bagi kita untuk menangkal virus-virus ukhuwwah yang bisa menghancurkan soff ukhuwwah yang telah dibina.

1. Tabayyun

Tabayyun bererti mencari kejelasan maklumat dan mencari bukti kebenaran maklumat yang diterima. Karena Allah SWT berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS 49:6)

2. 'Adamus Sukhriyyah

Artinya tidak memperolok-olokkan orang atau kelompok lain. Firman Allah SWT: "Wahai orang-orang yang beriman janganlah satu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olokkan) ." (QS 49:11)

3. 'Adamul Lamz

Maksudnya tidak mencela orang lain. Ini ditegaskan dengan firman-Nya:

"Dan janganlah kamu mencela diri sendiri'. Mencela sesama muslim, oleh ayat ini dianggap mencela diri sendiri, sebab pada hakekatnya kaum muslimin dianggap satu kesatuan. Apalagi jika celaan itu adalah masalah status dan standar kebendaan. Allah sendiri menyuruh Rosul dan orang-orang yang mengikutinya untuk bersabar atas segala kekurangan orang-orang mukmin. (lLihat QS, 18:28).

4. Tarkut Tanabuz

Yakni meninggalkan panggilan dengan sebutan-sebutan yang tidak baik terhadap sesama muslim. Ini berdasarkan firman Allah SWT:

"Dan janganlah kamu saling memanggil dengan sebutan-sebutan (yang buruk)." (QS 49:11)

Tanabuz dalam bentuk yang paling parah adalah berupa pengkafiran terhadap orang yang beriman. Pada kenyataannya masih saja ada orang atau kelompok yang dengan begitu mudahnya menyebut kafir kepada orang yang tidak tertarik untuk masuk ke dalam kelompok tersebut.

5. Ijtinabu Katsirin minadzdzan

Allah SWT berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa." (QS 49:12)

Pada dasarnya seorang muslim harus berbaik sangka terhadap sesamanya, kecuali jika ada bukti yang jelas tentang kesalahan tersebut. Dan sebaliknya, kepada orang kafir dan musuh Islam, kaum muslimin harus menaruh curiga bila mereka bermanis budi. Allah SWT sendiri menegaskan:

"Sesungguhnya orang-orang kafir menginfakkan harta-harta mereka untuk mengahalangi manusia dari jalan Allah." (QS 8:36)

6. Adamut Tajassus

'Adamut Tajassus adalah tidak mencari-cari kesalahan dan aurat orang lain. Perbuatan ini amat dicela Islam. Setiap cara da'wah ada metodenya masing-masing, yang berusaha semaksimal mungkin mendekati cara berda'wah Rasulullah SAW. Allah SWT amat suka bila kita berusaha menutup aib saudara kita sendiri. Firman Allah SWT:

"Dan janganlah kamu sekalian mencari-cari kesalahan (dan aurat) orang lain." (QS 49:12)

7. Ijtinabul Ghibah

Allah SWT menegaskan:
"Dan janganlah kamu sekalian menggunjing sebagian lain.Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?."

Ghibah sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah SAW adalah menceritakan keburukan dan kejelekan orang lain. Ketika seseorang menceritakan kejelekan orang lain, maka ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, jika yang diceritakannya benar-benar terjadi maka itulah ghibah. Kedua, jika yang diceritakannya itu tidak terjadi bererti ia telah memfitnah orang lain. Begitu besarnya dosa ghibah, sampai Allah SWT menyamakan orang yang melakukannya dengan orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri.

Moga kita dapat tingkatkan diri kita dari serendah-rendah ukhuwwah iaitu berlapang dada kepada setinggi-tingginya iaitu ithar (melebihkan orang lain) agar kita bisa mengecapi manisnya ukhuwwah.

Ukhuwwah Fillah Related Posts with Thumbnails

Comments:

There are 0 comments for Ukhuwwah Fillah

Post a Comment